Sepi

 Dibiarkan tanaman itu layu dengan sendirinya.

Dihapus jejak kakinya, agar kau mencari.

Aku pun mengamati.

Mengambil serpihan tanah dengan kata semoga.

Disertai doa.

Aku melambai ke arah samudra.

Melihat puluhan kapal berlayar.

Meminta sedikit bekal, agar pulang dengan selamat. 

Menunggu kelabu berubah menjadi biru.

Menadahkan hujan dengan rayuan.

Aku menolak untuk pulang.

Disini tempatku, duniaku, katanya.


Barangkali ada secangkir kopi yang bisa ku minum. 

Agar bibirku tak lagi kering.

Jari jemariku tak lagi pucat.

Dan tubuhku sedikit lebih hangat.

Barangkali pulang hanya menambah masalah.

Maka keberadaanku di sini, bukan lagi pilihan.

Tapi kewajiban.


Ini duniaku.

Tanpa ada yang tahu.

Dan tak ada yang mengganggu.

Beginilah diriku.

Kalau tanpa dirimu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Pantun

Hari Baru

U N I F E S T