Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Jatuh tanpa rencana

Beberapa dari kita, ada yang paham bagaimana rasanya jatuh pada seseorang yang mungkin nggak akan pernah bisa untuk kita. Sekarang, aku mengerti bahwa, jatuh cinta itu benar- benar jatuh. Jatuh tanpa rencana itu sulit sekaligus senang. Aku paham bahwa tidak semua perasaan harus dipaksakan. Semua memiliki porsi perasaannya masing- masing. Menjemput seseorang untuk diajak mengulang masa lalu itu nggak akan mengembalikan rasa senang seperti dulu.  Aku bingung. Sedang bingung. Akhir- akhir ini, selalu memikirkan tentang bagaimana menghadapi perasaan sendiri. [perasaan yang pemiliknya saja tidak tahu maunya apa. Aku nggak tahu ini namanya apa. Karena kalau disebut jatuh cinta, rasanya terkesan masih awal sekali. Kalau ditanya soal jatuh, aku sudah jatuh padamu sejak awal. Iya, sejak di barisan  paling belakang, saat kamu berdiri tepat di sampingku. Berusaha menghiburku walau saat itu rasanya sedang kacau sekali. Dan masih ada banyak lagi kenangan- kenangan yang masih tersusun rapi di kepala

Ungkapan rindu yang tak tersampaikan (lagi) . . .

Kehadiran lebih berarti dari segalanya Entah kenapa, lagi- lagi perasaaan itu datang. Aku tahu kamu sudah jauh, jauh dari perasaan itu, tapi aku masih terus saja terjebak dengan rasa jatuh sejatuh- jatuhnya aku kepadamu. Aku merindukanmu, sebagaimana dulu waktu aku belum berani mengutarakannya pada siapa pun, termasuk diriku sendiri.  Niel, kamu mengajariku bahwa jatuh cinta bukan hanya soal senang, tapi juga kesedihan. Dari semua perasaan ini, aku menjemput kesepian. Menolak berdamai dengan hati sebab sulit sekali rasanya untuk buka hati dengan yang lain. Aku tahu harus lebih bijak dalam memaknai perjalanan. Tapi bagaimana jika perasaan itu masih sulit dilupakan. Aku nggak tahu, sampai kapan perasaan ini akan terus menggangguku. Aku merasa kehilangan setelah aku sadar bahwa ternyata jauh darimu tidak benar- benar membuatku senang. Aku sangat kehilangan cerita itu. Sangat merindukannya.  Kamu sedang apa? Semoga selalu baik, ya. kalau pertemuan bisa mengobati rasa rindu tanpa ada kata k

Lampau yang usang

Untuk apa kita mengejar cahaya yang melekat erat pada sekujur tubuh yang basah karena rintik hujan Rintik hujan yang usai setelah kau melambai Kita tak perlu menjemput kesepian. Tak perlu bicara pada keramaian. Meminta maaf, untuk apa? Dia sudah kokoh dengan putusannya. Ikhlas, ikhlas, katanya. Sulit. Andai dia tahu, mungkin pohon-pohon yang mendadak mati sudah dimaklumi. Mungkin bunga liliy yang kini sudah tidak ceria sudah tidak dibeli di tokonya. Mungkin bulan yang sedang mengintip asmara nya sedang cemburu.  Tidak ada yang pernah tau bagaimana rasanya panas memburu jiwa yang amat dalam terikat dengan kasih sayang. Terlalu. Ya. Terlalu. . Komputer yang kupakai mengetik namamu sudah usang. Sudah rusak. Layaknya hati yang sebenarnya pantas mendapat risiko itu. Layaknya kaki yang terus dipaksa untuk berjalan di atas aspal tanpa pepohonan. Layaknya sumur yang berisi air suci untuk menenangkan masalah.  Sudah, sudah. Aku akan berhenti. Sebab usang sudah bosan perang tanpa tahu siapa yang