Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Untuk Dunia

 Halo dunia! Izinkan aku bercerita tentang apa yang sedang kurasakan akhir- akhir ini. Aku hanya ingin bilang bahwa jadi manusia itu capek. Aku tahu mungkin ini terlalu sulit dipahami, tapi sungguh ini nyata.  Aku capek dengan kehidupan yang terkadang disertai kebohongan tanpa ketulusan.  Hm,, boleh tidak ya aku istirahat sebentar. Andai saja ruang bisa kubeli, waktu ku berhentikan sebentar untuk menghindar dari segala tuntutan yang ada. Perkara mimpi, aku lebih suka mengaturnya sendiri.  Oiya, dia apa kabar ya? Kalau lagi capek begini, mengingat sosok yang gak akan pernah ada habisnya untuk diingat  itu, rasanya seperti memancing rindu dan merelakan diri sendiri untuk tersiksa. Karena saya tahu perasaan seperti ini tidak aman. Ya, namanya juga manusia, saya ga bisa nolak segala rasa yang hadir dalam diri saya sendiri.  Di kehidupan baru, saya menemukan banyak sekali orang yang berbeda, tapi yang seperti dia gak ada. Dia cuma satu. Gak lebih. Itu yang selalu membuat saya ragu untuk men

Tokoh baru

  Er, aku tahu ini terlalu rumit untuk kamu, sulit rasanya merencanakan sesuatu karena aku bukan orang yang berani untuk bermimpi. Mencintaimu bukan bagian dari mimpiku karena itu bukan hal yang hanya sekadar menjadi mimpi  untukku. Itu adalah bagian dari cerita hidupku, dan aku ingin kamu menjadi satu cerita sampai di bagian akhir hidupku Er . . . ••• Vin, entah aku yang terlalu banyak meminta atau bagaimana, aku sangat menghargai caramu menjagaku, tapi itu terasa gak adil untukku. Pergi dan kembali dalam waktu yang lama, sangat tidak menjaga diriku. Aku sangat menyayangimu. Aku cuma ingin kamu ada disini, bersamaku, bukan bersama jarak dan harapan yang semu. Aku kehilanganmu, dengan rasa rindu yang minta untuk diselesaikan Vin . . .

Rindu

Aku bertanya tentang perasaan ini Pantas kah aku menyimpanmu? Ada sebatang ranting yang patah Bukan lagi soal hati yang rapuh Ada air yang mengalir begitu jernih Tapi tak sejernih pikiranku tentang rindu Semua terasa pilu . Sebab kau dan aku tak lagi satu Bukan tentang pamit atau alasan; Bukan tentang awan yang mengguyur buminya; Bukan pula tentang  laut yang membiru dan begitu dalam . Tak perlu kau bawa bunga pada tempat kematian Tak perlu kau menangis karena kehilangan Biar ku usap air matamu walau hanya sekali Biar ku kecup keningmu dengan memejamkan mata Sebab rindu harus tuntas Ini semua harus selesai Agar tak lagi meninggalkan bekas Dan tak lagi menambah memori .

Pulang

Saya tahu kamu lebih memilih untuk menyelamatkan pertemanan di antara kita. Tapi rasanya aneh ketika kamu waktu itu datang dengan banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku, yang salah satunya, "Dia beneran suka nggak ya?"  Kedekatan itu membawa saya berpikir lebih jauh, tanpa harapan apa pun karena saya tahu kamu gak akan bilang apa- apa.  Ada rasa yang belum pernah hadir sebelumnya. Saya tahu kita sama- sama merasakan hal itu, tapi kita memilih untuk diam. Menikmati pertemanan sewajarnya, walau terkadang ada perasaan aneh dan senang disaat jarak tak berpihak pada kita. Saya pun gak tahu kenapa perasaan itu bisa muncul. Dengan harapan kosong yang tak perlu diisi, selalu ada saja moment yang membuat saya jadi semakin bertanya- tanya. Tentang pulang kehujanan dan kamu memberi ku jaket, bertemu dikantin, hal- hal kecil yang sudah lebih dari cukup untuk bisa membuat saya tersenyum. Saya juga masih ingat ketika ada tugas kelompok dan pulang malam, kamu bertanya, "Berani gak p

Ini gak adil

Ketika seorang gadis yang nggak ngerti apa- apa tentang cinta, kemudian dia merasakan cinta pertama tapi gak bertahan lama, itu rasanya sakit. Jatuh cinta sekaligus kecewa, rasanya ini gak adil, mau marah, sedih, tapi udah gak ada yang bisa diulang.  Ketika saya sudah menyimpan segenap rasa, tapi kamu memilih untuk pergi, buatku itu aneh. Bahkan kamu gak kasih alasan kenapa kamu pergi, itu sama sekali gak adil.  Saya masih ingat ketika kamu bawa obat saat pensi, dan saya tanya, "Lagi sakit?" Lalu kamu jawab, "Iya." Itu sebenarnya saya ingin sekali bilang, "Kalau lagi sakit, gak usah dateng pensi juga gapapa." Tapi saya tahu, ucapan itu terdengar aneh disaat kita sudah asing dan hilang rasa.  Saya pikir, hari itu adalah hari penuh kenangan. Saya sengaja membuat hari itu menjadi hari pertama dan terakhir saya untuk datang pensi. Tapi takdir mengatakan bahwa gak akan ada kenangan apa- apa tentang kita saat pensi.  Kamu memilih pulang begitu cepat, entah pensi

Dari sini

Ada rasa yang belum selesai  Ada rindu yang terbengkalai  Sepasang hati yang menolak rindu Dua insan yang mencoba menyatu Tak terelakan atas izin semesta Semua gugur bukan pada waktunya Mengambil sisa yang jatuh dan menyimpan kembali Katanya ingin lupa, tapi malah tersiksa Ingin menjadi angan, agar tak jadi kenangan Ingin menepi, agar sukma tak lagi sepi Ingin terbuai, agar tak cepat usai Ingin mencintaimu, namun terbentang jarak yang memisah Sejatinya, rasa yang sama tidak bisa menerima dusta                                                                 -Dari sini