Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Garis Mimpi # juara 2?

Gambar
  Garis Mimpi Harapan gemilang yang tak pernah sirna  Segala asa yang selalu kami genggam Membawa kami keluar dari kegelapan Memeluk diri untuk berdamai Sebab mimpi bukan tentang ego Kami melangkah dengan secarik kertas Menuliskan betapa indahnya mentari yang menemani hari- hari kami Dengan segala cobaan, nestapa, kami mengadah Tanpa meninggalkan semangat sedikit pun Kamilah yang akan membangun negara Dengan segala repetisi, kami bermimpi Kami yakin . . . Kami bisa . . . Membangun karya tatkala siang berganti malam Tatkala hujan yang terus mengguyur bumi Kegagalan bukan masalah Sebab kami selalu bangkit Kami adalah satu Satu harapan, satu tujuan, satu mimpi Kami terus menggenggam, memeluk, merangkul Dunia menunggu kami Waktu memang fana, tetapi mimpi kami abadi, kami pun beranjak Dengan sinar yang begitu hangat  Dengan bintang yang dipimpin sang bulan Dengan sunyi yang berdamai pada kebisingan Dengan segala hal yang tak sempat tersampaikan, kami bertekad Kami bersorak menuju harmoni Ka

Akhir Senja

 Aku berdiri di ujung senja .... Aku melihatmu sedang kesepian Memandangmu dalam jarak Melihatmu penuh rindu Aku menjaga dari rasa sayang Sebab kita bukan lagi dua insan yang satu tujuan Aku berpikir tentang keberadaanmu yang seolah menunggu seseorang Bukan lagi soal perasaan, aku cuma mau kamu tenang Kamu harus tahu, kamu tidak sendirian Aku masih setia menjagamu dalam diam Cakrawala melukis dirinya begitu indah Tak kalah indah dengan orang yang sedang memandangnya Aku masih di sini Berbicara dengan kesunyian  Berdamai dengan kegelapan Aku masih di sini Menunggu bulan yang akan memimpin gemintang di langit suci Dengan angin yang terus menusuk dada sampai dingin menguasai tubuhku Menjagamu dalam diam adalah caraku menyayangimu untuk saat ini Kamu yang belum juga pergi dari kepalaku, membuat aku semakin ingin terus menjagamu Ada rasa khawatir dalam hati Membuat aku sadar bahwa ini bukan lagi soal perjalanan Tapi tentang bagaimana memaknai perjalanan yang gagal Gagal berada di tujuan yan

Hujan fana

 [Ungkapan rindu dan perasaan yang ditulis saat hujan dan selesai tatkala hujan  berhenti] :       Andai aku tahu kamu akan pergi dalam waktu yang lama      Ku biarkan hujan terus mengguyur keberadaanku untuk mengisi kesunyian, menusuk tulang dengan dinginnya suasana      Biarkan waktu memutar pergantian siang dan malam sampai bulan bertemu kembali oleh senja       Kita tahu sedang berada di tempat yang tidak tepat      Hari semakin larut, terlalu asing rasanya untuk meminta janji pada hati yang sudah separuh       Perasaan yang tak terurus, rindu yang tak pernah putus       Memaksaku untuk  terus menggenggam ragu tanpa kamu       Sebab ada hati yang harus diresapi       Ada rasa yang hampir mati       Waktu berhasil menjadikan kita pribadi yang asing        Sebab tak ada lagi sisa- sisa rasa yang harus digiring        Luka yang abadi memutuskan harapan untuk menanti temu       Harapku tak lagi bermakna saat ini       Sebab kamu hanya sosok fana yang sudah meninggalkan hati.  💔

-Aku bingung-

 Rasanya aneh banget ketika tiba- tiba aku masih ngerasa bahwa perasaan itu masih ada. Bukan aku yang mau, tapi kamu harus tahu, ada satu hal yang orang lain gatau dan yang tau cuma diriku sendiri.      Makanya terkadang teman- temanku bilang, "Kayak ga ada yg lain aja."      Mereka gak paham. Jadi orang sulit jatuh cinta itu ga enak. Terlalu sulit buat menerima yang baru ketika yang lama belum seutuhnya pergi dalam hati.  Mencoba berani buat melawan rindu itu berat. Aku gatau kamu ngerasa hal yang sama juga atau engga. Oh ya, satu lagi. Dari dulu aku selalu bilang, "Aku boleh jujur gak." Karena aku paling ga bisa bohong sama diri sendiri. Aneh rasanya. Jadi ketika aku bilang apa adanya dan jujur, itu yang sebenernya yang lagi ku rasakan.  Jujur, akhir- akhir ini lagi sering banget inget kamu. Apalagi ya kalau bukan kangen namanya.  Sekarang udah ga ada peluang buat kita ketemu lagi. Iya kan? Bener? Aku pernah ngebayangin bahwa kita gak akan pernah ketemu lagi. Mung