Titik temu

Ada banyak hal yang sudah saya temui sejauh ini. Yang belum pernah atau bahkan terulang kembali walau terkadang saya tidak menyadari. Sisa- sisa jejak yang coba untuk saya hilangkan ternyata sia- sia. Betapa berharganya akan sesuatu yang mereka tidak tahu bagaimana rasanya jika kehilangan hal itu. Warna cerah yang terlukis pada kelopak bunga tidak berhasil mengembalikan rasa yang hilang. Sudah cukup rasanya untuk berpura- pura tidak biasa. Karena pada akhirnya, ya kita nyerah juga.


Ada sebagian yang tertinggal di sana, bukan harapan, juga bukan secarik surat yang biasa saya tulis. Dia tidak ingin lagi diingat, disimpan, dan juga dibawa ke dalam perjalananmu. Biar dia berlayar semestinya, dengan arah yang sudah tidak lagi menuntun, dengan petunjuk yang sama sekali tidak membantu, biar. 

Biar mereka bertemu di tempat yang sama sekali tidak pernah kita rencanakan dan kita pikirkan. Jumpa di titik temu yang menjadikannya sebagai awal dari akhir yang sudah habis terkikis sebagian. Membasahi ucap dari segala kata yang terucap itu ga cukup. Menerka rasa yang asal usul nya berantakan juga ga penting. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana dan dimana titik temu itu bisa kita temukan? Agar cerita yang akan datang, tidak menyimpan luka yang sama dalam waktu yang lama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Pantun

Hari Baru

U N I F E S T