Siapa yang tahu ?

Tak ada yang lebih indah dari terbitnya matahari dari sebelah timur. Disampaikan padanya bahwa kali ini ia harus pulang tanpa jejak, tanpa syarat, tanpa pamit, tanpa hal- hal lain yang harus diminta.

Tak ada yang lebih indah dari rintik hujan yang membasahi kiriman rindu yang tak tersampaikan. Dia harus mencari sendiri kemana perginya rindu itu. Atau mungkin, itu hanya delusi? Sebuah khayalan yang dirangkai dengan jiwa melankolis sehingga membuatnya terus menanti. Atau aku yang terus menunggu tanpa harus tau kapan dan dimana aku dapat menemukannya? 

Tak ada yang lebih indah dari serpihan awan yang membentuk kabut menutupi indahnya alam untuk diabadikan. Yang buruk belum tentu buruk, bukan? Melodi yang kau ciptakan bukan sebagai awal atau akhir dari cerita ini. Aku masih ingin mendengarnya. Izinkan aku untuk menyusun semua yang hilang menjadi sebuah rupa yang bisa diterima untuk didengar. Tak ada yang berwarna selain abu yang terlukis di sayapnya. Dia cuma mengenal hitam dan putih. Namun, terlalu suci untuk menjadikan putih dalam bagian hidupnya. Dia tak mau diakui atau dipuji. Dia cuma ingin berlayar menjelajahi pikiran yang terus berputar di kepalanya. Tiada henti setiap hari. Entah sampai kapan. Tak ada yang tahu isi hatinya. Untuk siapa dan ada siapa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Pantun

Hari Baru

U N I F E S T